Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengatakan Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan terjaga baik di tengah meningkatnya risiko geopolitik dan melemahnya aktivitas perekonomian secara global.
"Pertumbuhan ekonomi terindikasi mengalami divergensi di antara negara-negara utama dunia, yaitu perekonomian Amerika Serikat (AS), menunjukkan perkembangan yang lebih baik dari ekspektasi semula, seiring solidnya pasar tenaga kerja serta membaiknya permintaan domestik," kata Mahendra saat Konferensi Pers RDKB OJK, dikutip Sabtu, 2 November 2024.
Di Eropa, sambung Mahendra, aktivitas perekonomian mulai membaik, yang terlihat dari naiknya penjualan retail, namun dari sisi manufaktur masih relatif tertekan. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi di Tiongkok pada triwulan ketiga masih menunjukkan perlambatan baik dari sisi permintaan, demand, maupun pasokan, supply, sehingga mendorong pemerintah dan bank sentral terus mengeluarkan berbagai stimulus di Tiongkok.
Di sisi lain, geopolitik global yang meningkat turut menjadi tantangan bagi prospek perekonomian ke depan, dan instabilitas yang terjadi di Timur Tengah menyebabkan harga komoditas yang dianggap sebagai safe heaven, seperti emas, meningkat tajam.
"Perkembangan tersebut menyebabkan premi risiko meningkat dan kenaikan yield secara global sehingga mendorong aliran modal keluar dari negara emerging dan negara berkembang, termasuk Indonesia. Kinerja perekonomian secara umum di dalam negeri terjaga stabil di tengah lemahnya kondisi perekonomian global itu," ucap Mahendra.
Kinerja perekonomian secara umum yang terjaga stabil, dapat tercermin dari inflasi inti yang terjaga serta neraca perdagangan tetap mencatatkan surplus pada Juli 2024.
"Namun, perlu dicermati Purchasing Managers Index atau PMI manufaktur yang masih berada di zona kontraksi serta pemulihan daya beli yang berlangsung relatif lambat," ungkap dia.
Mahendra menegaskan, di tengah proyeksi
pertumbuhan ekonomi global yang relatif rendah dan stagnan serta ketegangan geopolitik yang terus berlanjut di kawasan Timur Tengah dan perlambatan ekonomi Tiongkok, OJK terus mencermati perkembangan terkini dan dampaknya terhadap sektor jasa keuangan domestik serta melakukan forward-looking assessment atas kinerja sektor jasa keuangan.
"Lembaga jasa keuangan diminta agar terus mewaspadai potensi risiko ke depan dan melakukan langkah mitigasi risiko yang diperlukan," jelas dia.
0 Komentar